kekuatanpolitik baru di nusantara , menghasilkan tumbuh dan berkembangnya beberapa kerajaan di jawa, apa nama kerajaan tersebut? Oleh Admin Diposting pada Juni 23, 2022 SULTAN Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II bersama permaisurinya, Tengku Sultanah LatifahSELASAR RIAU, PEKANBARU - Pengorbanan Riau untuk keberlangsungan bayi baru lahir bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, tak bisa ditandingi provinsi lainnya di Nusantara. Sejak awal Proklamasi diucapkan oleh Dwi Tunggal, Soekarno-Hatta, 17 AGustus 1945, Sultan Siak terakhir, Sultan Syarif Kasim II, tak perlu waktu lama untuk menyatakan bergabung ke ibu pertiwi. Sulltan Siak ini tak hanya menyatakan bergabung begitu saja, bahkan ia menyerahkan harta dengan jumlah sangat banyak ketika itu guna modal perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Setidaknya Sultan Syarif Kasim II menyerahkan ke Indonesia melalui Soekarno sejumlah uang senilai 13 juta Gulden Belanda, Mahkota berlian miliknya, serta pedang keris dan harta-harta bernilai lainnya," kata Bupati Siak, Syamsuar, kepada SELASAR RIAU, belum lama ini. Tak hanya uang 13 juta Gulden Belanda saja diserahkan Sultan ke Indonesia, melainkan juga wilayah kerajaannya, mulai dari Sumatera Timur, meliputi Kerajaan Melayu Deli, Serdang, Bedagai hingga Provinsi Riau dan Kepulauan Riau saat ini.. Termasuk Istana sekarang ini. Di dua provinsi terakhir, terutama Riau, sejak zaman Belanda sudah dilakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas Migas dengan kualitas terbaik di dunia. Sumbangan dari perut bumi Riau berupa Migas itulah selama sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, menghidupi negara bernama Indonesia ini. Jika dihitung, sumbangan Sultan Siak sebanyak 13 juta Gulden Belanda, sama dengan lebih kurang 69 Juta Euro. JUmlah tersebut jika di-Rupiah-kan sekitar Rp 1,074 Sultan Siak itu merupakan sumbangan terbesar kerajaan-kerajaan di nusantara bagi bayi baru lahir, Indonesia. Bandingkan dengan Kesultanan Yogyakarta. Raja Hamengku Buwono IX hanya menyumbangkan 6,5 juta Gulden Belanda bagi modal perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 2016 silam, Pemerintah Kabupaten Siak mendirikan Tugu Penyerahan Kesultanan Siak kepada Republik Indonesia, sebagai gambaran perjuangan Sultan Syarif Kasim II, seorang nasionalis relijius sejati. Tugu Peringatan Penyerahan Kesultanan Siak kepada pemerintah Republik Indonesia ini peletakkan batu pertamanya dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pernyataan penyerahan kekuasaan ke Soekarno, tuturnya, sarat dengan penuh makna. "Itu merupakan pernyataan tak jadi Sultan lagi. Sultan siap tak tinggal di Istana, jadi rakyat biasa, sama seperti rakyat lainnya," kata Syamsuar. Bukan hanya itu, tutur Syamsuar, Sultan Syarif Kasim II juga seorang pejuang bagi warga Riau, melainkan juga berjuang hingga ke Aceh. "Sultan itu anggota resimen dengan pangkal Kolonel tergabung dalam resimen Rencong di Aceh. Sultan juga dengan kesadarannya menaikkan bendera merah putih yang dijahit permaisuri, istrinya di halaman Istana Siak," kata Syamsuar. Sejawan Riau, OK Nizami Jamil, mengatakan, saat berjuang ke Aceh, Sultan Syarif Kasim II juga ikut menyumbangkan hartanya untuk membeli pesawat Seulawah. "Sultan juga ikut menyumbangkan hartanya guna membeli pesawat Seulawah, yang terkenal itu bagi perjuangan rakyat Indonesia, ketika itu," kata OK Nizami Jamil, anak dari Sekretaris Pribadi Sultan Syarif Kasim II, Muhammad Jamil. Sultan Syarif Kasim II merupakan sultan ke-12 Kerajaan Siak. Ia lahir tahun 1908 dan meninggal 60 tahun kemudian, 1968. Tugu Penyerahan Kesultanan Siak ini material pembentuk patung atau tugu menggunakan bahan perunggu. Pemilihan material ini sebagai perlambang dinamis yang selalu mengikuti perkembangan Sultan mangkat tahun 1968, ia seperti rakyat jelata lainnya. Menghabiskan masa hidupnya di sebuah tempat bernama Istana Peraduan. Ia hanya diberi uang pensiun oleh Soekarno setiap bulannya 4Jejak Sejarah dan Budaya Islam di Nusantara, Yuk Ajarkan pada Si Kecil! Jejak sejarah dan budaya peradaban Islam di Nusantara tersebar d berbagai wilayah. Yuk kenalkan pada si Kecil agar lebih mengenal sejarah penyebaran Islam. Sebagai agama mayoritas di Indonesia, membahas sejarah Islam tidak ada habisnya. Tentang Kami Sekapur Sirih Tentang Pertanggungjawaban Akademis Kru Berita Seputar Aktivitas Sekapur Sirih Sampai saat ini, belum ada pendokumentasian warisan sejarah dan budaya tentang kerajaan/kesultanan dari seluruh dunia, yang komprehensif, sistematis, dan akurat, baik dalam bentuk on line maupun bentuk cetak. Kalaupun ada, dokumentasi tersebut masih bersifat parsial, belum sistematis, belum komprehensif, dan belum akurat, serta hanya dimiliki oleh satu-dua kerajaan tertentu saja. Di mana pun di seluruh dunia, kerajaan/kesultanan pada umumnya menjadi pusat kebudayaan dan peradaban. Keberadaan kerajaan/kesultanan di sebuah tempat menunjukkan bahwa komunitas/masyarakat di tempat tersebut sudah mengenal sistem pemerintahan dan tatanan sosial yang mengatur kehidupan masyarakat, terlepas dari apakah sistem tersebut masih sederhana ataupun sudah sangat kompleks. Sebagai pusat kebudayaan dan peradaban, kerajaan/kesultanan menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang sangat banyak, baik yang bersifat tangible maupun intangible. Dari masa ke masa, kekayaan ini bisa bertambah, jika kerajaan tersebut mampu mempertahankan eksistensinya, mampu beradaptasi dengan perubahan tatanan sosial dan tuntutan masyarakat, dan mampu mengembangkan diri untuk menjawab tantangan zaman. Sebaliknya, kekayaan tersebut bisa pula menyusut –bahkan hilang— jika sebuah kerajaan/kesultanan gagal mempertahankan eksistensinya. Apapun kondisi yang ada, apakah sebuah kerajaan/kesultanan masih eksis atau sudah surut, warisan sejarah dan budaya yang pernah dan masih dimilikinya sangat penting untuk didokumentasikan dan dipublikasikan ke seluruh dunia melalui media yang mudah diakses kapan saja, dari manapun, oleh siapa saja, serta cepat dan murah. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, website berbahasa Indonesia dan Inggris hadir sebagai perpustakaan digital raksasa untuk menggali, mendokumentasikan, mengolah, serta mempublikasikan warisan sejarah dan budaya kerajaan/kesultanan di seluruh dunia. Untuk itu, kami mengajak segenap pihak yang berkompeten untuk bekerjasama dengan cara sharing data, mengumpulkan data warisan sejarah dan budaya kerajaan/kesultanan yang ada untuk kami olah dan dipublikasikan melalui Banyak manfaat yang akan diperoleh kerajaan/kesultanan yang bergabung dengan . Pertama, sebuah kerajaan/kesultanan akan lebih dikenal secara luas, karena dengan bergabung di maka keberadaan sebuah kerajaan akan diketahui oleh masyarakat di seluruh dunia. Kedua, dengan terdaftarnya sebuah kerajaan/kesultanan di pusat data dan informasi kerajaan seluruh dunia, maka anak-cucu akan selalu bisa mempelajari warisan leluhur yang ada/pernah ada, meskipun mungkin secara fisik warisan tersebut sudah tidak ada wujudnya. Ketiga, apa yang tersimpan di dalam selamanya akan terus-menerus menjadi sumbangan yang sangat besar bagi dunia ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan sejarah dan budaya. Oleh karena demikian besarnya manfaat yang akan dapat dipetik dari keberadaan serta keikutsertaan sebuah kerajaan/kesultanan dalam program revitalisasi warisan sejarah dan budaya kerajaan ini, maka kami berharap segenap pihak untuk menyambut ajakan kami dengan sepenuh hati. Semoga kerjasama ini akan membawa kebaikan bagi umat manusia, terutama di bidang kebudayaan dan peradaban. Atas kerjasama yang baik, kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Tentang hadir berdasarkan pada perluasan makna tentang arti kata “nusantara”. hadir sebagai website yang melintas batas, menghilangkan kesempitan pengertian secara geopolitik tentang makna “nusantara”, kemudian merangkum seluruh wilayah di muka bumi ini ke dalam satu pemahaman yang bernama “nusantara”. hadir dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris. merupakan perpustakaan digital raksasa yang menggali, mendokumentasikan, mengolah, serta mempublikasikan warisan sejarah dan budaya kerajaan/kesultanan di seluruh dunia demi melestarikan dan mengembangkan warisan sejarah dan budaya kerajaan/kesultanan se-dunia. Konsentrasi adalah melakukan kajian dan dokumentasi tentang kerajaan/kesultanan yang pernah dan masih ada di seluruh dunia secara komprehensif, sistematis, akurat, kemudian mempublikasikannya secara on line. Nilai komprehensif, sistematis, dan akurat dari dapat dilihat dari kelengkapan menu-menu yang sangat detail tentang seluk-beluk sebuah kerajaan/kesultanan. Menu-menu yang tersaji tersebut dibagi menjadi beberapa obyek kajian, yaitu kajian tentang kesejarahan meliputi sejarah kerajaan/kesultanan, silsilah dan periode pemerintahan, sistem pemerintahan, wilayah kekuasaan, serta sosial budaya dan agama. Profil raja/sultan serta tokoh keagamaan yang meliputi penulisan tentang raja/sultan/pemangku adat sekarang dan tokoh keagamaan kerajaan/kesultanan ulama, pendeta, penasehat spiritual. Kajian tentang aktivitas raja/sultan/pemangku adat dirangkum ke dalam beberapa penulisan yang meliputi, raja/sultan dan pemerintahan sekarang, aktivitas sosial raja/sultan, gelar kerajaan/kesultanan yang meliputi gelar atau penghargaan yang diberikan oleh raja/sultan kepada kerabat/keturunan dan di luar kerabat/keturunan serta penghargaan atau gelar yang diterima oleh raja/sultan. Kemudian kajian tentang keluarga dan rumah tangga kerajaan/kesultanan yang meliputi penulisan tentang keluarga raja/sultan dan rumahtangga kerajaan/kesultanan. Penulisan tentang istana/keraton juga menjadi obyek kajian tersendiri. Pada bagian ini ditulis tentang istana yang meliputi istana utama, taman, pesanggrahan, pemandian, keputren, benteng, tempat ibadah masjid, gereja, vihara, pura, gereja, dll. Masih pada kajian tentang bangunan ini, ditulis juga kajian tentang petilasan dan makam kubur. Aspek politik juga menjadi perhatian dengan melakukan kajian tentang undang-undang dan hukum adat tentang pemerintahan, tanah atau ulayat, dll. Sebagai pendukung unsur politik, maka kajian tentang pertahanan dan keamanan dengan penulisan tentang militer dan jenjangnya panglima, hulubalang, dan prajurit juga tersedia di website ini. Selain politik dan militer, website ini juga menyediakan kajian tentang seni dan kebudayaan yang meliputi, acara dan upacara upacara penobatan, tolak bala, lingkaran hidup, keagamaan, dan upacara lainnya, adat istiadat kerajaan/kesultanan kelahiran, perkawinan, kematian, dll, seni dan budaya istana seni musik, suara, tari, beladiri, ukir, tenun, dll, kesusastraan sastra lisan dan sastra tulisan, busana kerajaan/kesultanan busana raja/sultan dan ratu, kerabat, pejabat, prajurit, dan rakyat. Tak ketinggalan, kajian tentang kuliner kerajaan/kesultanan masakan, makanan, dan minuman hingga obat dan pengobatan tradisional juga menjadi obyek kajian di website ini. Selain itu, website ini juga menyediakan tentang dokumentasi sebuah kerajaan/kesultanan yang dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu koleksi pusaka, nonpusaka, dan peralatan lainnya, galeri foto meliputi foto sejarah, tentang raja/sultan sekarang, istana dan arsitektur, tempat ibadah, regalia-simbol kekuasaan, pusaka dan nonpusaka, upacara, kesenian, buku, naskah, dokumen penting, busana, militer, makam, petilasan, kuliner, kendaraan, dan binatang peliharaan, berita, opini, artikel, musik, dan video. Kajian selanjutnya adalah penulisan tentang obyek wisata yang terdapat di sekitar kerajaan/kesultanan. Sedangkan sebagai sarana pendukung, website ini juga menyediakan informasi tentang alamat dan peta lokasi kerajaan/kesultanan. Kerajaan/kesultanan yang dimuat di akan dikenal secara luas karena keberadaan kerajaan tersebut akan diketahui oleh masyarakat di seluruh dunia. Dipublikasikannya sebuah kerajaan/kesultanan di menjadikan sumber data yang dimiliki oleh kerajaan/kesultanan tersebut akan abadi dan terus dapat digali demi kepentingan sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan. Selain penelitian yang dilakukan secara mandiri, kekuatan adalah kerjasama dari semua pihak yang merasa peduli dan memiliki data-data tentang kerajaan/kesultanan. Sharing data tentang kerajaan/kesultanan menjadi bagian tak terpisahkan dari kerja kami demi kepentingan ilmu pengetahuan dan pelestarian serta pengembangan warisan sejarah dan budaya. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada segenap pihak untuk dapat mendukung kami dengan cara berbagi data tentang kerajaan/kesultanan. Kerjasama dari segenap pihak sangat kami harapkan. Terimakasih. Pertanggungjawaban Akademis Tentang Definisi Nusantara. Secara etimologi, kata ”nusantara” tersusun dari dua kata, ”nusa” dan ”antara”. Jika dikupas dari kata per kata, kata ”nusa” dalam bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan[i]. Sedangkan dalam bahasa Latin, kata ”nusa” berasal dari dari kata nesos yang menurut Martin Bernal dapat berarti semenanjung, bahkan suatu bangsa[ii]. Merujuk pada pernyataan Bernal tersebut, maka kata ”nusa” juga mempunyai kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua arti, yaitu kepulauan dan bangsa. Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok[iii]. ”Antara” juga mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar antara dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar sebagaimana pemaknaan dalam Sumpah Palapa Patih Gadjah Mada di Kerajaan Majapahit. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”antara” mempunyai makna, yaitu antar antara, relasi, seberang, dan laut. Dari penjabaran di atas, penggabungan kata ”nusa” dan ”antara” menjadi kata ”nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut. Arti dari pernyataan pertama dapat merujuk pada keseluruhan wilayah di dunia. Sedangkan pernyataan kedua dapat berarti bangsa-bangsa yang kini telah bersulih menjadi negara-negara di seluruh dunia. Pernyataan kedua juga dapat dikembangkan lagi, yaitu kata ”nusantara” mempunyai persamaan dengan kata ”internasional” international yang jika dikupas dari kata per kata menjadi inter atau antara atau laut dan nation atau bangsa. Sehingga kata ”internasional” international dapat bermakna bangsa-bangsa yang terpisah oleh laut atau dapat pula berarti relasi antara bangsa-bangsa di seluruh dunia. Menilik dari segi sejarah, kata “nusantara” pertama kali tertulis dalam literatur berbahasa Jawa sekitar abad ke-12 sampai 16. Penggunaan kata “nusantara” semakin dikenal ketika Patih Amangkubumi Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada mengucapkan kata ini dalam Sumpah Palapa pada tahun 1258 Saka 1336 M[iv]. Pada waktu itu, kata “nusantara” bermakna daerah yang berada di luar pengaruh kebudayaan Jawa atau berada di seberang Jawadwipa Pulau Jawa, terpisah oleh laut, dan menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit. Pada awal abad ke-20, pengertian “nusantara” mengalami pergeseran arti sehingga dipahami sebagai nama suatu wilayah yang merupakan kelanjutan dari nama Hindia Belanda[v]. Nama wilayah ini kemudian dikenal dengan nama Indonesia. Pengertian pada awal abad ke-20 ini selanjutnya dipakai sebagai acuan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menyebut wilayah kesatuan yang membentang dari Sabang sampai Merauke sebagai wilayah “nusantara”. Inilah pengertian secara geopolitik yang berasal dari Kerajaan Majapahit dan kemudian dipakai sebagai acuan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menyebut wilayah Indonesia. Berdasarkan pada penjabaran di atas, wilayah “nusantara” tak hanya dipahami sebagai wilayah terluar Kerajaan Majapahit yang meliputi wilayah Indonesia pada masa sekarang ditambah dengan sebagian wilayah Asia Tenggara. Wilayah “nusantara” juga tak hanya sebagai sebuah wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke, sebagaimana yang menjadi pemahaman Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang. Namun, wilayah “nusantara” dapat dipahami sebagai suatu wilayah yang mencakup seluruh dunia. Kesimpulan tentang wilayah ”nusantara” di atas juga berlaku untuk seluruh kerajaan/kesultanan yang pernah ada atau masih eksis hingga saat ini di seluruh dunia. Kerajaan/kesultanan di seluruh dunia tersebut dikatakan sebagai kerajaan nusantara. Hal ini berpijak pada batas geografis di mana seluruh daratan pulau yang dipisahkan oleh laut termasuk dalam pengertian nusantara, sehingga kerajaan nusantara mempunyai arti yang sama dengan kerajaan dunia. Salam Takzim Mahyudin Al Mudra, SH. MM Pendiri dan Pemimpin Umum/Redaksi SumberMartin Bernal, 2006. Black Athena. United States Of America Rutgers University Press. Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto, 1993. Sejarah nasional Indonesia II. Jakarta Balai Pustaka [i] [ii] Martin Bernal, 2006487 [iii] [iv] Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto, 1993434 [v] Kunjungitoko ini di Shopee! tokodebora: #anaksaifuddinhttps://www.youtube.com/ch Apa sumbangan dalam bidang sosial budaya politik , seni dan lain lain masing masing ketiga kesultanan yaitu pasai, malaka, dan aceh bagi nusantara 1. Masuknya Islam Ke Indonesia, yang membuat Indonesia memiliki sebuah agama yang Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia Yang bersifat kesultanan di membantu. Spanyol Kekhalifahan Abbasiyah pada masa kejayaannya, sekitar 233/234 H atau 849 M. Kekhalifahan Abbasiyah ( Arab: الخلافة العباسية, al-khilāfah al-‘abbāsīyyah) atau Bani Abbasiyah ( Arab: العباسيون, al-‘abbāsīyyūn) adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak) dan kemudian Jawabanpeninggalan kerajaan demak yaituMasjid Agung Demak, kerajaan Banten yaituMasjid Agung Banten,kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg. peninggalan kerajaan demak yaitu Masjid Agung Demak, kerajaan Banten yaitu Masjid Agung Banten, kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara Demak dalam bidangsosial, budaya, politik, seni Kehidupan Politik. Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi Brawijaya V dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi. Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat. Kehidupan Ekonomi. Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar. Kehidupan Sosial-budaya. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan tatal. Kesultanan Banten dalam bidangsosial, budaya, politik, seni Politik. Pada tahun 1524 Banten dikuasai oleh Kerajaan waktu Demak terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi kerajaan besar. Kemudian kekuasaan diserahkan kepada Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin dianggap sebagai pionir Kerajaan Banten karena Banten semakin maju di bawah kejayaannya ada saat Sultan ageng tirtayasa memimpin. Sosial. Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa,sehingga kehidupan sosial mereka menganut ajaran-ajaran mereka semakin sejahtera saat puncak kejayaannya. Usaha Sultan Ageng Tirtayasa adalah perdagangan bebas dan mengusir VOC dari agama Islam merupakan agama mayoritas Banten,penduduk Banten telah menoleransi keberadaan pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di pelabuhan Banten pada tahun 1673. Budaya. Masyarakat Banten terdiri dari beragam etnis,antara lain Sunda, Jawa, Melayu, dll. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina serta pedagang India dan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama Islam. Kesultanan Mataram dalam bidangsosial, budaya, politik, seni Kehidupan Politik. Sutowijoyo mengangkat dirinya sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati 1586-1601 dengan ibukota kerajaan di Kota Gede. Sejarah Kerajaan Mataram Islam, Berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Kejayaan Kerajaan Mataram Islam, Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, Pendiri Kerajaan Mataram Islam, Raja-raja Kerajaan Mataram Islam, Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Islam, Kehidupan Politik pada Masa Kerajaan Mataram Islam Kehidupan Ekonomi. Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur, menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian agraris yang cukup berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu. Rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini dapat terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa. Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu menjadikan kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara. Kehidupan Sosial-budaya. Pada masa pertumbuhan dan berkaitan dengan masa pembangunan,maka Sultan Agung melakukan usaha-usaha antara lain untuk meningkatkan daerahdaerah persawahan dan memindahkan banyak para petani ke daerah Krawang yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan berupa tanah garapan lungguh, sehingga sistem kehidupan ini menjadi dasar munculnya tuan-tuan tanah di Jawa. Pada masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang antara lain seni tari, seni pahat, seni sastra dan sebagainya. Di samping itu muncul Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan asli, Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang bersumber pada pemujaan roh nenek moyang Dengan demikian, peninggalan kerajaan demak yaituMasjid Agung Demak, kerajaan Banten yaituMasjid Agung Banten,kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara Demak dalam bidang sosial, budaya, politik, seni Kehidupan Politik. Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi Brawijaya V dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi. Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat. Kehidupan Ekonomi. Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar. Kehidupan Sosial-budaya. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan tatal. Kesultanan Banten dalam bidang sosial, budaya, politik, seni Politik. Pada tahun 1524 Banten dikuasai oleh Kerajaan waktu Demak terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi kerajaan besar. Kemudian kekuasaan diserahkan kepada Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin dianggap sebagai pionir Kerajaan Banten karena Banten semakin maju di bawah kejayaannya ada saat Sultan ageng tirtayasa memimpin. Sosial. Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa,sehingga kehidupan sosial mereka menganut ajaran-ajaran mereka semakin sejahtera saat puncak kejayaannya. Usaha Sultan Ageng Tirtayasa adalah perdagangan bebas dan mengusir VOC dari agama Islam merupakan agama mayoritas Banten,penduduk Banten telah menoleransi keberadaan pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di pelabuhan Banten pada tahun 1673. Budaya. Masyarakat Banten terdiri dari beragam etnis,antara lain Sunda, Jawa, Melayu, dll. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina serta pedagang India dan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama Islam. Kesultanan Mataram dalam bidang sosial, budaya, politik, seni Kehidupan Politik. Sutowijoyo mengangkat dirinya sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati 1586-1601 dengan ibukota kerajaan di Kota Gede. Sejarah Kerajaan Mataram Islam, Berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Kejayaan Kerajaan Mataram Islam, Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, Pendiri Kerajaan Mataram Islam, Raja-raja Kerajaan Mataram Islam, Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Islam, Kehidupan Politik pada Masa Kerajaan Mataram Islam Kehidupan Ekonomi. Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur, menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian agraris yang cukup berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu. Rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini dapat terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa. Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu menjadikan kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara. Kehidupan Sosial-budaya. Pada masa pertumbuhan dan berkaitan dengan masa pembangunan,maka Sultan Agung melakukan usaha-usaha antara lain untuk meningkatkan daerahdaerah persawahan dan memindahkan banyak para petani ke daerah Krawang yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan berupa tanah garapan lungguh, sehingga sistem kehidupan ini menjadi dasar munculnya tuan-tuan tanah di Jawa. Pada masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang antara lain seni tari, seni pahat, seni sastra dan sebagainya. Di samping itu muncul Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan asli, Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang bersumber pada pemujaan roh nenek moyang Dengan demikian, peninggalan kerajaan demak yaitu Masjid Agung Demak, kerajaan Banten yaitu Masjid Agung Banten, kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg.
Selirsenior yang sangat cerewet ini juga kerap mengganggu jalannya musyawarah kerajaan Gambar tema oleh peterjseager 4 Bulan yang lalu - Kisah Raja Thailand yang membebaskan selir nya yang pernah dipenjarakannya lalu menempatkannya di hotel berbintang di Jerman Pasangan hutan bambu yaitu koki kerajaan dan dayang Choi diperankan oleh Kim Inkwon dan Cha
revariani revariani Oct 2018 1 2K Study Apa sumbangan dalam bidang sosial,budaya,politik,seni, dan lain lain masing masing kesultan demak mataram dan banten bagi nusantara? atikaridha9c ane. kerajaan demak Masjid Agung Demak2. kerajaan Banten Masjid Agung Banten 3. kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg. mungkin …….. ane votes Cheers 14 More Questions From This User Meet All revariani October 2018 0 Replies Tuliskan elemen elemen bahasa yang menjadi karateristik bahasa teks negosiasi Respond revariani October 2018 0 Replies Jelaskan hubungan antara kesultanan demak dan majapahit Answer Recommend Questions AlmaSabrina22720061 May 2021 0 Replies pada zaman dahulu pertunjukan tari colek banyak dilakukan di… Kampung liburan cerita dalam lenong betawi umumnya mengandung pesan…. mrifyal23 May 2021 0 Replies Dewan konstituante yang dibentuk berdasarkan hasil pemilu yang pertama tahun 1955 mempunyai tugas mimimi890 May 2021 0 Replies jelaskan selat yg menghubungkan sumatera dan jawa jihanhanifa59 May 2021 0 Replies politik etis sering mendapat ejekan sebagai politik sarung tangan sutra. mengapa demikian?jelaskan! Muhammadmansyur May 2021 0 Replies daerah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan majapahit meliputi sumatra jawa Kalimantan Sulawesi nusa tenggara maluku dan papua . pernyataan tersebut di paparkan oleh nadia175356 May 2021 0 Replies penjelasan bagaimana aqidah tanpa filsafat dan filsafat tanpa aqidah said1622 May 2021 0 Replies jelaskan bagaimana sikap masyarakat indonesia terhadap agama dan bagaimana langkah langkah membumikan islam di kampus FikriArdjun3009 May 2021 0 Replies Bentuk bentuk perubahan sosial dan budaya dalam konsep perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah fraansiskaa3667 May 2021 0 Replies Nerikut ini yang bukan dampak negative dari penerapan revolusi hijau di republic of indonesia adalah RazanMI May 2021 0 Replies kenampakan bayangan yang lebih kecil dari ukuran benda sebenarnya i. kerajaan demak Masjid Agung Demak ii. kerajaan Banten Masjid Agung Banten 3. kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg. Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar.. Answered past zahyeol on Thu, 31 Mar 2022 080945 +0700 with category Sejarah and was viewed by 345 other users 1. kerajaan demak Masjid Agung Demak two. kerajaan Banten Masjid Agung Banten 3. kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg. Baca Juga Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​ Apa itu Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini free 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu. Kesultanan Demak dalam bidang sosial, budaya, politik, seni Kehidupan Politik. Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi Brawijaya V dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi. Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat. Kehidupan Ekonomi. Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar. Kehidupan Sosial-budaya. Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan tatal. Kesultanan Banten dalam bidang sosial, budaya, politik, seni Politik. Pada tahun 1524 Banten dikuasai oleh Kerajaan waktu Demak terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi kerajaan besar. Kemudian kekuasaan diserahkan kepada Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin dianggap sebagai pionir Kerajaan Banten karena Banten semakin maju di bawah kejayaannya ada saat Sultan ageng tirtayasa memimpin. Sosial. Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa,sehingga kehidupan sosial mereka menganut ajaran-ajaran mereka semakin sejahtera saat puncak kejayaannya. Usaha Sultan Ageng Tirtayasa adalah perdagangan bebas dan mengusir VOC dari agama Islam merupakan agama mayoritas Banten,penduduk Banten telah menoleransi keberadaan pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di pelabuhan Banten pada tahun 1673. Budaya. Masyarakat Banten terdiri dari beragam etnis,antara lain Sunda, Jawa, Melayu, dll. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina serta pedagang India dan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama Islam. Kesultanan Mataram dalam bidang sosial, budaya, politik, seni Kehidupan Politik. Sutowijoyo mengangkat dirinya sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati 1586-1601 dengan ibukota kerajaan di Kota Gede. Sejarah Kerajaan Mataram Islam, Berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Kejayaan Kerajaan Mataram Islam, Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam, Pendiri Kerajaan Mataram Islam, Raja-raja Kerajaan Mataram Islam, Peninggalan Kerajaan Mataram Islam, Wilayah Kekuasaan Kerajaan Mataram Islam, Kehidupan Politik pada Masa Kerajaan Mataram Islam Kehidupan Ekonomi. Letak geografisnya yang berada di pedalaman didukung tanah yang subur, menjadikan kerajaan Mataram sebagai daerah pertanian agraris yang cukup berkembang, bahkan menjadi daerah pengekspor beras terbesar pada masa itu. Rakyat Mataram juga banyak melakukan aktivitas perdagangan laut. Hal ini dapat terlihat dari dikuasainya daerah-daerah pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa. Perpaduan dua unsur ekonomi, yaitu agraris dan maritim mampu menjadikan kerajaan Mataram kuat dalam percaturan politik di nusantara. Kehidupan Sosial-budaya. Pada masa pertumbuhan dan berkaitan dengan masa pembangunan,maka Sultan Agung melakukan usaha-usaha antara lain untuk meningkatkan daerahdaerah persawahan dan memindahkan banyak para petani ke daerah Krawang yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan berupa tanah garapan lungguh, sehingga sistem kehidupan ini menjadi dasar munculnya tuan-tuan tanah di Jawa. Pada masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang antara lain seni tari, seni pahat, seni sastra dan sebagainya. Di samping itu muncul Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan asli, Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang bersumber pada pemujaan roh nenek moyang Dengan demikian, peninggalan kerajaan demak yaitu Masjid Agung Demak, kerajaan Banten yaitu Masjid Agung Banten, kerajaan mataram seperti upacara sekaten dan upacara garebeg.
Menurutnya ada tiga unsur yang terlibat dalam dunia pendidikan. Yaitu: 1. Pengajar 2. Pelajar atau peserta didik 3. Realitas dunia Oleh Freire, ketiga hal tersebut diklasifikasikan menjadi dua. Pertama, subyek yang sadar (cognitive): Pengajar dan Pelajar/peserta didik. Sedangkan yang kedua adalah obyek yang harus disadari (cognizible kekayaan alamnya yang melimpah, membuat dunia mancanegara datang untuk berniaga ke Nusantara. Salah satu kekuasaan di Nusantara yang turut berperan adalah Kesultanan Banten dan sempat berjaya di berkat ekspornya. Menurut sejarawan Claude Guillot dan timnya dalam buku Banten Sebelum Zaman Islam, keterlibatan Banten di perniagaan perniagaan sudah ada sejak jaman Kerajaan Sunda. Ia mengutip catatan pelancong asal Portugis, Tomé Pires yang sempat singgah di Asia Tenggara, bahwa kawasan tersebut merupak sumber penghasil beras, bahan makanan, dan lada. Baca Juga Kisah Pelacur dan Pelacuran Pada Zaman Perdagangan Jalur Rempah Pada zaman kesultanan, menurut sejarawan Universitas Indonesia, Heriyanti Ongkodharma Untoro dalam tesisnya Kapitalisme Pribumi Awal Kesultanan Banten 1522-1684 Kajian Arkeologi-Ekonomi, Kesultanan Banten menyisakan perdagangannya yang luas di kancah mancanegara. Hubungan kerjasama politik dan ekonomi Kesultanan Banten cukup luas. Menurut sejarawan Hindia-Belanda, van der Chijs dalam Oud Bantam, relasi pada kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa tak hanya dengan kesultanan-kerajaan di sekitar Nusantara, tetapi juga dengan Ottoman Turki, Inggris, Perancis, Denmark, dan Mongol. Sehingga kesultanan ini juga mendapat bantuan perangkat militer seperti senjata api. Untoro menyebutkan, Kesultanan Banten bisa disebut sebagai emporium kota pelabuhan dagang mancanegara seperti Kesultanan Aceh dan Makassar. Aktivitas perekonomian tingkat mancanegaranya di masa lalu, membuat keberadaannya dapat dilacak lokasinya secara arkeologis di tepi teluk Banten. Baca Juga Pala dan Cengkih, Rempah Nusantara yang Menjadi Primadona di Maluku Alasan mengapa para pedagang asing memilih berniaga ke Banten, menurut Burger dan Prajudi Atmosudirjo dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, karena pada abad ke-16, Selat Malaka yang umumnya menjadi jalur perniagaan laut nusantara, dimonopoli Portugis yang sekaligus bermaksud menyebarkan agama Katolik. "Oleh karena itu banyak di antara pedagang Islam dari Malaka yang menyingkir ke Aceh dan Banten, bahkan tidak sedikit pula saudagar-saudagar Malaka yang pindah dan bertempat tinggal di Banten, yang bercitra agama Islam," tulis mereka. Perkembangan ekonomi negerinya pun dikelola oleh berbagai etnis yang mendapatkan jabatan sebagai syahbandar pegawai negeri dan ulama, mulai dari pribumi asli Banten, Tionghoa, India Gujarat, Arab, dan Eropa. Baca Juga Pesona Lada Aceh, dari Ottoman hingga Eropa Barat Berdasarkan dokumentasi VOC, cengkeh merupakan komoditas ekspor terbesar dari Banten yang jumlahnya bisa mencapai pon pada 1636. Cengkeh memang bukanlah hasil budidaya masyarakat Banten, melainkan didatangkan dari Maluku oleh para pedagang Banten untuk diekspor ke luar nusantara. "Jual beli cengkeh ini dilakukan antar pedagang besar di Banten dengan pedagang besar Inggris," tulis Untoro. "Pedagang Inggris yang berdagang merupakan pegawai dari perusahaan dagang sehingga modal yang dimiliki sangat memungkinkan untuk membeli rempah dalam jumlah besar." Tiga prajurit Banten bertameng serta bersenjata tombak, pedang, dan senapan. Selain cengkeh, lada merupakan komoditas ekspor utama asli budidaya Kesultanan Banten dan menjadi penghasil komoditi dunia. Untoro menjelaskan, bahwa komoditas ini banyak dicari oleh pedagang asing seperti Tiongkok, India, dan Portugis. Pernyataannya ini berdasarkan catatan berita Tiongkok abad XV. Baca Juga Jung Jawa, Kapal Raksasa Penguasa Lautan Nusantara yang Telah Hilang Diyakini, produksi terbesar kesultanan tersebut berasal dari Lampung di bawah kekuasaan Banten, melalui perjanjian-perjanjian yang ditulis lewat berbagai prasasti dan piagam, seperti piagam Sukan yang bertanggal 1104 H 1684. Dalam piagam dan prasasti yang dituliskan dengan aksara Lampung dan menggunakan bahasa Jawa-Banten tersebut, mengharuskan masyarakat yang sudah berusia 16 tahun untuk menanam 500 pohon merica. Tak hanya sektor pertanian dan perkebunan, Kesultanan Banten mengekspor hasil laut seperti ikan dan cangkang kura-kura oleh para nelayan yang bekerja sambilan sebagai budak. Berdasarkan temuan di beberapa situs Banten lama oleh Mundardjito, arkeolog Universitas Indonesia, terdapat banyak ruas tulang belulang ikan berdiamter 2 hingga 6 cm dan sisik ikan. Baca Juga Benteng Makasar, Kenangan Sepetak Pecinan Tangerang di Zaman VOC Cangkang kura-kura umumnya dibeli oleh pedagang Tiongkok untuk dibawa ke negerinya. Menurut para sejarawan, kemungkinan besar fungsinya sebagai bahan baku perhiasan dan peralatan. Selain yang disebutkan di atas, ada pula beras, gula, opium, buah-buahan, jahe, rotan, kapur, dan gading gajah yang menjadi komoditas bernilai tinggi, serta tak kalah besar jumlah budidayanya. Menurut Untoro, beragam dan banyaknya produksi dari Kesultanan Banten, menjadikannya sebagai negeri yang mandiri dalam perniagaan. Namun kemandirian perdagangan ini harus berakhir pasca Sultan Ageng berkuasa karena kedekatannya dengan Belanda. Akibatnya, terjadi konflik politik internal antara dirinya dan anaknya, Sultan Haji, yang membuat para pedagang asing harus mengalihkan perniagaannya ke tempat lain. Baca Juga Herman Willem Daendels dalam Pemberantasan Korupsi di Hindia Belanda Van der Chijs menulis, demi memperkuat posisinya di kesultanan saat masa pemberontakan, Sultan Haji meminta bantuan dan terikat perjanjian 17 April 1684 dengan Belanda. Banyak pejabat, menteri, dan para pemberontak pendukung Sultan Ageng menolak tindakan tersebut karena isinya yang merugikan kesultanan. Perjanjian pun ditandatangani sultan, dan Belanda turut meredam pemberontakan. Menurut Van der Chijs, perjanjian itulah yang membuat kompeni Belanda dapat berperan aktif memonopoli perniagaan Banten, sehingga sinar perniagaan Kesultanan Banten kian meredup. MerapahRempah PROMOTED CONTENT Video Pilihan . 475 278 403 90 63 275 129 471

apa sumbangan ketiga kesultanan tersebut bagi nusantara